Kronologi Peretasan 4.000 Kartu Kredit oleh Pelajar Indonesia
Jakarta,
CNN Indonesia -- Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Mabes Polri
menangkap dua orang peretas pencurian kartu kredit melalui aksi peretasan. Aksi
peretasan dilakukan terhadap kartu kredit yang berada di Australia.
Pengamat
Teknologi Informasi dari Vaksincom, Alfons Tanujaya memaparkan kronologi aksi
peretasan tersebut yang dimulai dari lemahnya sistem kemaanan SQL Server sebuah
e-commerce di Australia.
"Ini
sebenarnya merupakan hasil pencurian data dari SQL Injection," ujar Alfons
kepada CNNIndonesia, Rabu (29/8).
Dia
menjelaskan kedua mahasiswa Indonesia tersebut menggunakan sebuah tools untuk
melakukan scanning SQL Server dan mencari kelemahan server tersebut. Alfons
menjelaskan jika ada server yang tidak dikonfigurasi dan diamankan dengan baik,
maka data yang ada dalam server akan mudah dicuri.
"Jadi
mereka berhasil mendapatkan sedikit data yang valid, salah satunya adalah email
pelanggan," tambah dia.
Dari
email tersebut, kedua peretas membuat situs phising memalsukan PayPal dan
membuat tawaran palsu. Aksi ini terjadi Australia karena database yang dibobol
adalah SQL e-commerce Australia.
Alfons
pun mengungkapkan ketika korban merespons email tersebut, mereka pun memasukkan
data kartu kredit pribadi yang diminta oleh situs phising. Dari situlah kedua
orang ini memiliki data kartu kredit yang valid.
"Setelah
itu, data kartu kredit curian tersebut digunakan untuk belanja barang-barang
dengan tetap dikirim ke Australia dengan mencari orang yang mau menerima barang
tersebut," kisahnya.
Alfons
menjelaskan aksi ini sebenarnya bukan pembobolan kartu kredit semata. Aksi
berawal dari pencurian data email dan pengguna dari SQL Injection. Sebenarnya,
data tersebut tidak bisa digunakan dan tidak menjadi apa-apa jika tidak diolah.
"SQL
Injection sendiri merupakan aksi yang memberikan data tidak langsung. Sehingga
peretas tidak mendapatkan data kartu kredit dari SQL Injection. Tetapi dari
phising situs Paypal," jelasnya.
Ada
sekitar 4.000 kartu kredit yang dikumpulkan tersangka dan sebanyak sembilan
kartu telah digunakan untuk berbelanja. Total kerugian dari kasus ini mencapai
sekitar AUS$20 ribu atau sekitar Rp215 juta. (age/age)
0 Response to "Kronologi Peretasan 4.000 Kartu Kredit oleh Pelajar Indonesia"
Post a Comment